Rangkuman Buku Bahasa Indonesia Karangan Minto Rahayu, Bab Kalimat Efektif

KALIMAT EFEKTIF

6.1 Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat ialah satuan bahasa yang terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang memiliki sekurang-kurangnya subjek (S) dan predikat (P), jika tidak mempunyai S dan P, pernyataan itu bukanlah kalimat, melainkan frase kalimat bagi seorang pembaca ialah kesatuan kata yang mengandung makna/pikiran, sedangkan bagi seorang penulis, kalimat ialah satu kesatuan pikiran/makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata.

Kalimat merupakan unsur penting untuk mengungkapkan fakta, pikiran, sikap, dan perasaan. Hal ini harus diungkapkan dalam kalimat efektif, yaitu kalimat yang menimbulkan daya khayal pada pembaca, minimal mendekati apa yang dipikirkan penulis. Kalimat efektif ialah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembacanya.

Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Sebuah kalimat terdiri atas isi dan bentuk. Yang dimaksud dengan isi ialah pikiran penulis, sedangkan bentuk ialah kata-kata yang mewakili pikiran penulis. Kalimat efektif juga harus menonjolkan pikiran utama dengan memperhatikan penekanan, kesejajaran, kehematan, dan keterbacaan, kevariasian.

6.2.1 Kesatuan Pikiran

Setiap kalimat yang baik harus memperhatikan kesatuan pikiran yang mengandung satu pikiran pokok. Dalam laju kalimat tidak boleh diubah dari satu pikiran ke pikiran yang lain yang tidak mempunyai hubungan. Adanya kesatuan pikiran berarti adanya hubungan timbal balik antar unsur yang mendukung kalimat (pikiran).

Contoh kalimat yang kesatuan pikirannya jelas :

  1. Semua penduduk desa itu mendapatkan penjelasan mengenai repelita. (tunggal)
  2. Dia telah meninggalkan rumah pukul enam pagi dan telah berangkat dengan pesawat satu jam yang lalu.(majemuk)
  3. Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu, tetapi ia tidak senang dengan pekerjaan itu. (pertentangan)
  4. Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja disini. (pilihan)

6.1.2 Kepaduan

Kepaduan berarti adanya hubungan timbal balik antar unsur yang membentuk kalimat (kata-kata) atau adanya interaksi antarkata yang menduduki fungsi dalam kalimat. Jadi, bisa saja kalimat mengandung kesatuan pikiran, tetapi tidak memiliki kepaduan yang baik.

6.1.3 Subjek dan Predikat

Kalimat terdiri atas kata-kata yan secara bersama-sama dan dengan sistem tertentu membentuk struktur. Dalam kalimat setiap kata mempunyai fungsi masing-masing. Struktur kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Subjek merupakan unsur inti/pokok pembicaraan. Perhatikan contoh berikut:

  1. Hakim menjatuhkan hukuman mati.
  2. Mantan Gubernur itu menikmati masa pensiunnya.

Kata-kata yang dicetak miring adalah subjek, dapat berupa kata atau kelompok kata, serta dapat berbentuk kata benda atau kata kerja.

Kalimat harus mempunyai struktur yang jelas, setiap kata kelompok kata harus jelas fungsinya dalam kalimat.

Penentuan kalimat itu baik atau tidak ialah dengan memeriksa kejelasan predikat. Menentukan predikat tidak sulit karena biasanya predikat adalah kata kerja, yaitu diharapkan, dilaksanakan, menetengahkan.

6.1.4 Pengembangan Struktur Dasar Kalimat (Subjek dan Predikat)

Sebagai unsur dasar, subjek dan predikat dapat dikembangkan, jika kita merasa belum cukup menjelaskan maksud dalam kalimat yang terdiri atas subjek dan predikat saja.

Proses penambahan keterangan pada struktur kalimat, dapat dilihat pada contoh berikut.

  1. Aku/pelukis.
  2. Aku seorang/pelukis.

Demikanlah, sebuah kalimat yang mulanya sangat sederhana yang jumlah katanya sangat terbatas, dapat dikembangkan menjadi sebuah kalimat yang maksudnya jauh lebih jelas dan terang, tanpa mengubah struktur kalimatnya.

6.1.5 Kalimat Pasif dan Kalimat Aktif

Tulisan ilmiah berbahasa Indonesia banyak menggunakan kalimat pasif karena hendak menonjolkan objek. Hal ini sering ditafsirkan sebagai ungkapan tanpa kata ganti orang. Jika menggunakan kalimat aktif, subjek tidak dinyatakan dengan tegas, saya, tetapi mengganti dengan kata penulis, ia seakan-akan berada di luar peristiwa yang diuraikannya.

6.2 Syarat Kalimat Efektif

6.2.1 Penekanan

Penekanan adalah upaya memberi tekanan pada kalimat merupakan upaya menonjolkan/mementingkan pikiran pokok

  1. Alih Bangun

Alih Bangun adalah pemindahan unsur kalimat, biasanya kata yang berada di awal kalimat merupakan kata yang dipentingkan.

  1. Pengulangan Kata

Pengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang-kadang diperlukan untuk memberikan penekanan pada bagian ujaran yang dianggap penting.

  1. Pertentangan

Pertentangan dapat digunakan untuk memberi tekanan pada pikiran dengan cara menggunakan kata yang tidak langsung pada pikiran utama.

  1. Urutan Logis

Urutan logis dalam kalimat berarti mengurutkan secara logis/kronologis unsur-unsur kalimat yang mengandung urutan kejadian atau proses.

6.2.2 Kesejajaran

Kesejajaran ialah menempatkan gagasan yang sama penting dan fungsinya ke dalam struktur kebahasaan yang sama. Macam-macam kesejajaran:

  1. Kesejajaran Bentuk

Bila salah satu gagasan ditempatkan dalam struktur kata benda, maka kata lain yang berfungsi sama juga dalam struktur kata benda, begitu seterusnya.

  1. Kesejajaran Makna

Kesejajaran makna timbul oleh adanya relasi makna antarsatuan dalam kalimat (subjek, predikat, dan objek).

  1. Kesejajaran Rincian Pilihan

Dalam kalimat yang mengandung rincian pilihan, kita sering terjebak oleh kalimat sebelum rincian sehingga antara kalimat dan rinciannya tidak mengandung kesejajaran yang benar.

6.2.3 Kehematan

Kehematan juga merupakan unsure penting dalam kalimat efektif. Kehematan berarti penghematan kata, frase, atau struktur yang dianggap tidak perlu dalam kalimat. Kehematan dapat dilakukan dengan cara

  1. Penghematan Subjek

Penghematan subjek tidak akan membuat kalimat bertambah jelas.

  1. Penghilangan Hiponimi

Hiponimi ialah makna kata yang lebih tinggi, misalnya merah mengandung makna kelompok warna.

  1. Penghilangan Kata Depan dari dan daripada

Kata depan dari menyatakan arah (tempat) dan asal (asal-usul), sedangkan kata daripada menyatakan perbandingan dua benda atau dua hal.

  1. Penyingkatan kata

Usaha yang kita lakukan untuk menyingkat kata dalam kalimat ialah dengan menggantikan kata atau istilah yang panjang menjadi lebih pendek.

  1. Penyingkatan Ungkapan

Ungkapan yang panjang dapat dijadikan lebih singkat dan padat.

  1. Penyingkatan Kalimat

Kalimat yang panjang akan menyulitkan pembaca dalam memahami maknanya. Kalimat panjang dapat dipersingkat tanpa mengurangi maknanya.

6.2.4 Keterbacaan

Keterbacaan ialah derajat kemudahan sebuah tulisan untuk mudah dipahami maksudnya. Semakin tinggi keterbacaan akan semakin mudah tulisan dipahami, dan semakin rendah keterbacaan akan semakin sulit untuk dipahami maksudnya.

Untuk meningkatkan keterbacaan, perhatikan hal-hal berikut.

  1. Kejelasan

Tulisan akan lebih mudah dipahami jika menggunakan kata-kata yang sudah umum/dikenal. Keterbacaan juga dipengaruhi oleh panjang pendek kalimat. Pada dasarnya, semakin panjang kalimat akan semakin sulit dipahami.

  1. Bangun Kalimat

Ukuran kejelasan kalimat bukan hanya ditentukan oleh penggunaan kata dan panjang pendek kalimat, tetapi juga oleh bangun kalimat.

6.2.5 Pengaruh Bahasa Inggris

Struktur bahasa Inggris sering mempengaruhi struktur bahasa Indonesia karena bahasa Inggris dekat dengan pemakai bahasa Indonesia.

Perhatikan contoh berikut.

  1. The man to whom she is married has been married twice before.
  2. I recently went back to the town where I was born.
  3. According to law, that action is wrong.

Kalimat bahasa Inggris ini sering diterjemahkan secara harfiah menjadi

  1. Laki-laki dengan siapa ia menikah telah menikah dua kali.
  2. Belum lam ini, saya pulang ke kampong di mana saya dilahirkan.
  3. Menurut hukum, perbuatan itu adalah salah.

Seharusnya

  1. Laki-laki yang menikahinya telah menikah dua kali.
  2. Belum lama ini, saya pulang ke kampong tempat saya dilahirkan
  3. Menurut hukum, perbuatan itu salah.(Eyang Ageng Sastranegara)

Nama : Yudi Prasetya

Npm : 17109283

Kelas : 5KA22

Jurusan : Sistem Informasi

Rangkuman Buku Komposisi Karangan Gorys Keraf, Bab Reproduksi Naskah

REPRODUKSI

A. RINGKASAN DAN IKHTISARI

  1. Pengertian Ringkasan dan Ikhtisar

Ringkasan (Precis) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Karena suatu ringkasan bertolak dari penyajian suatu karya asli secara singkat, maka ia merupakan suatu ketrampilan untuk mengadakan reproduksi dari hasil-hasil karya yang sudah ada. Kata prĂ©cis yang dipakai untuk pengertian ini sebenarnya berarti ‘memotong’ atau ‘memangkas’. Sebab itu membuat ringkasan atas sebuah karangan yang panjang, dapat diumpamakan sebagai memangkas sebatang pohon sehingga tinggi batang, cabang-cabang dari ranting-ranting yang terpenting beserta daun-daun yang diperlukan, sehingga tampak bahwa esensi pohon masih dipertahankan.

Ringkasan hendaknya dibedakan pula dari istilah lain yang pengertiannya tumpang-tindih yaitu ikhtisar, yang juga merupakan suatu bentuk penyajian yang singkatdari suatu karangan asli. Walaupun dalam kenyataannya kedua istilah itu sering dicampur-adukkan, namun secara teknis lebih baik kalau kedua istilah itu dibedakan maknanya. Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli tetapi dengan tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandangan pengarang asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proporsional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat itu. Ikhtisar sebaiknya tidak perlu mempertahankan urutan karangan asli, tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan itu secara proporsional.

  1. Tujuan Membuat Ringkasan

Latihan membuat ringkasan atas sebuah artikel atau sebuah karya adalah suatu cara yang sangat berguna untuk mengembangkan ekspresi serta penghematan kata. Suatu ringkasan yang cermat dan teliti tidak akan diperoleh tanpa mempelajari dengan cermat serta memahami apa yang dibaca atau didengar.

Dengan membuat ringkasan kita sebenarnya mempelajari bagaimana seorang penulis yang baik menyusun karangan-karangannya, bagaimana ia menyampaikan gagasan-gagasannya dalam bahasa dan susunan yang baik, bagaimana ia dapat memecahkan suatu masalah, dan sebagainya.

Karena tujuan ringkasan adalah memahami dan mengetahui isi sebuah buku atau karangan, maka latihan-latihan untuk maksud tersebut akan membimbing dan menuntun seseorang agar dapat membaca karangan asli dengan cermat, dan bagaimana harus menulisnya kembali dengan tepat.

  1. Cara Membuat Ringkasan

Beberapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan teratur, adalah sebagai berikut :

(1) Membaca naskah asli : penulis ringkasan harus membaca naskah asli seluruhnya beberapa kali untuk mengetahui kesan umum dan maksud pengarang, serta sudut pandangannya.

(2) Mencatat Gagasan Utama : semua gagasan utama atau gagasan yang penting dicatat atau digaris-bawahi.

(3) Membuat reproduksi : sebagai langkah ketiga penulis ringkasan menyusun kembali suatu karangan singkat (ringkasan) berdasarkan gagasan-gagasan utama sebaimana yang dicatat dalam langkah kedua diatas.

(4) Ketentuan Tambahan : disamping ketiga langkah diatas masih ada beberapa ketentuan tambahan yang perlu diperhatikan pada waktu menyusun ringkasan (langkah ketiga).

3.1 Membaca Naskah Asli

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh penulis ringkasan adalah membaca naskah asli satu atau dua kali, kalau perlu diulang hingga beberapa kali, untuk mengetahui kesan umum tentang karangan itu secara menyeluruh.

Untuk membantu penulis mencapai hal tersebut, maka judul dan daftar isi karangan itu dapat dijadikan pegangan.

3.2 Mencatat Gagasan Utama

Tindakan atau langkah yang harus dikerjakan adalah membaca kembali karangan itu bagian demi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat semua gagasan yang penting dalam bagian atau alinea itu. Tujuan terpenting dari pencatatan ini adalah agar tanpa ikatan teks asli, penulis mulai menulis kembali untuk menyusun sebuah ringkasan dengan mempergunakan pokok-pokok yang telah dicatat itu.

3.3 Mengadakan Reproduksi

Yang harus diperhatikan adalah bahwa dengan catatan tadi, ia harus menyusun kalimat-kalimat baru, merangkaikan semua gagasan tadi kedalam suatu wacana yang jelas dan dapat diterima akal sehat, sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya.

3.4 Ketentuan Tambahan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang baik.

  1. Sebaiknya dalam menyusun ringkasan dipergunakan kalimat tunggal daripada kalimat majemuk.
  2. Bila mungkin ringkaslah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata. Begitu pula rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu gagasan sentral saja.
  3. Jumlah alinea tergantung dari besarnya ringkasan dan jumlah topic utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan.
  4. Bila mungkin semua kaeterangan atau fakta sifat dibuang; kadang-kadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan, atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah.
  5. Pertahankan susunan gagasan asli, serta ringkaslah gagasan-gagasan itu dalam urutan seperti urutan naskah asli.
  6. Untuk membedakan ringkasan atas sebuah tulisan biasa (bahasa tak langsung) dan sebuah pidato atau ceramah (bahasa langsung) yang mempergunakan sudut pandang Orang Pertama Tunggal atau jamak, maka ringkasan pidato atau ceramah itu harus ditulis dengan sudut pandangan Orang Ketiga.
  7. Biasanya untuk suatu ringkasan ditentukan pula panjang ringkasan finalnya. Dengan demikian meringkaskan suatu karangan menjadi 100 kata, padahal yang diminta adalah 200 kata, bukan merupakan suatu keahlian. Dengan membuat ringkasan yang 100 kata berarti ada separuh dari gagasan yang seharusnya dimasukkan, dihilangkan begitu saja. Sebab itu penulis ringkasan harus melakukan seperti apa yang diminta.

  1. RESENSI

  1. Pengertian Resensi

Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.

  1. Dasar Resensi

Untuk memberi pertimbangan atau penilaian secara objektif atas sebuah hasil karya atau buku, penulis harus memperhatikan dua factor, yaitu : pertama, penulis resensi harus memahami sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya, dan kedua ia harus menyadari sepenuhnya apa maksud membuat resensi itu. Tujuan pengarang buku yang dibuat resensinya itu dapat diketahui dari kata pengantar atau bagian pendahuluan buku itu.

  1. Sasaran-sasaran Resensi

Untuk membuat suatu resensi yang baik, penulis harus menetapkan sasaran-sasaran yang harus dicapai. Pokok-pokok yang dapat dijadikan sasaran penilaian sebuah buku atau karya adalah :

  1. Latar Belakang

Deskripsi mengenai buku itu bukan hanya menyangkut isinya, tetapi juga dapat menyangkut badan mana yang telah menerbitkan buku itu, kapan dan dimana diterbitkan, berapa tebalnya (jumlah bab dan halaman) dan kalau perlu formatnya. Penulis resensi dapat pula memperkenalkan ppengarangnya: namanya, ketenarannya yang diperolehnya, buku atau karya mana yang telah ditulisnya, atau mengapa ia sampai menulis buku itu.

Pendeknya semua hal yang menyangkut latar belakang buku itu yang kiranya perlu diketahui pembaca. Dengan demikian sebelum masuk ke dalam teknis penilaian, para pembaca sudah mengetahui serba sedikit mengenai buku itu.

  1. Macam atau Jenis Buku

Pembaca-pembaca tidak selalu mempunyai selera yang sama. Ada yang senang dengan cerita komik, ada yang senang dengan cerita detktif, ada pula yang lebih senang dengan roman-roman, bibliografi dan sebagainya.

Betapapun terdapat perbedaan-perbedaan antara pembagian macam pembaca sebagai diketengahkan diatas, namun masih terdapat suatu persamaan umum pada mereka yaitu : mereka semua ingin mengetahui sesuatu bila ada sebuah buku baru diterbitkan.

  1. Keunggulan Buku

Faktor kedua yang dipergunakan untuk memberi evaluasi adalah mengemukakan segi-segi yang menarik dari buku tersebut.

Mengenai keunggulan buku, penulis resensi pertama-tama mempersoalkan organisasinya. Untuk menilai dari dekat sebuah buku, penulis resensi mempersoalkan bagaimana isinya. Seorang pengarang misalnya sangat cermat dalam memberikan detail-detailnya, sedangkan pengarang-pengarang yang lain tampaknya agak semberono dalam detail-detail, tetapi lebih cermat dalam memberikan sugesti-sugesti dan kesimpulan.

Hal yang ketiga dari masalah keunggulan buku adalah masalah bahasa. Perbedaannya terletak dalam : bahasa untuk karya ilmiah harus bersifat denotative, hanya boleh menimbulkan satu penafsiran, sedangkan bahasa sastra memungkinkan orang untuk mengembangkan imaginasinya, bahasanya harus bersifat konotatif. Bahasa yang baik dinilai dari struktur kalimatnya, hubungan antar kalimat, serta pilihan kata yang dipergunakan. Semuanya akan menciptakan pula gaya bahasa yang dipakai.

Hal yang terakhir yang dapat dikemukakan oleh penulis resensi dalam memberikan penilaiannya adalah mengenai masalah teknik. Sebuah buku yang baik harus pula ditampilkan dalam wajah yang baik. Yang dimaksud dengan wajah yang baik di sini adalah segala sesuatu yang menyangkut perwajahannya (layout), kebersihan, dan lebih lagi pencetakannya.

  1. Nilai Buku

Mengeritik berarti memberi pertimbangan, menilai dan menunjukkan kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan buku itu secara penuh tanggung-jawab. Tugas pokok penulis resensi adalah memberi sugesti kepada para pembaca apakah sebuah buku patut dibaca atau tidak.

Nilai sebuah buku baru akan lebih jelas bila dibandingkan dengan karya-karya lainnya, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri, maupun yang ditulis oleh pengarang-pengarang lainnya.(Eyang Ageng Sastranegara)

Nama : Yudi Prasetya

Npm :17109283

Kelas : 5KA22

Jurusan : Sistem Informasi

Hubungan Antara Bahasa Indonesia Dan Etika

Membahas mengenai hubungan antara Bahasa Indonesia dan Etika sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu Bahasa Indonesia dan Etika. Menurut sumber dari wikipedia Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan Bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Sedangkan pengertian bahasa adalah alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahasa primer) dan tulisan (bahasa sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk simbol bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki ciri khas tersendiri. Suatu simbol bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya kata “sarang” dalam bahasa Korea artinya cinta, sedangkan dalam Bahasa Indonesia artinya kandang atau tempat. Tulisan adalah susunan dari simbol (huruf) yang dirangkai menjadi kata bermakna dan dituliskan. Sedangkan Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Terdapat pengertian dari beberapa ahli mengenai etika.

Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

Hubungan antara bahasa Indonesia dan etika di nilai cukup erat karena bahasa mencerminkan pribadi seseorang. Jika kita selalu menggunakan bahasa yang baik dan penuh kesantunan, orang akan mencitrakan kita sebagai pribadi yang baik dan berbudi. Karena melalui tutur kata seseorang mampu menilai pribadi dari orang tersebut. Sementara itu jika dalam kesehariannya kita tidak memenuhi etika berbahasa santun. Orang lain akan mencitrakan kita sebagai pribadi yang buruk.

Untuk itu, Bahasa Indonesia harus tetap digunakan pada rel yang benar, agar perilaku generasi bangsa tidak semakin memburuk di masa depan. Hal ini penting, sebab bahasa merupakan sesuatu yang digunakan sehari-hari, apabila bahasa yang digunakan buruk, maka dapat dikatakan bahwa hal itu merupakan perilaku buruk yang akan mempengaruhi kepada psikologi pribadi dan tata nilai di masyarakat. Jangan menganggap remeh bahasa yang digunakan sehari-hari, apakah itu Bahasa Indonesia atau Bahasa Daerah, yang jelas norma-norma dan kaidah-kaidah berbahasa sangat kuat pengaruhnya bagi diri pribadi dan bagi orang lain. Sudah pasti Bahasa Indonesia yang berlaku saat ini merupakan bahasa yang baik, di dalamnya terdapat amanat agar bangsa kita menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan bijaksana, dengan sopan dan beretika, hanya orangnya saja yang menggunakan Bahasa Indonesia terkadang tidak beretika, misalnya dengan berkata kasar, mencaci-maki, mencela, berbicara jorok, dan lain-lain.

Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan sesamanya. Bahasa menjadi alat utama dalam menjaga dan membina hubungan dengan sesama, bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting. Membina hubungan dengan relasi bisnis dibutuhkan keterampilan berbahasa yang baik, makna dasarnya adalah harus selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar, tidak berkonotasi negatif. Dengan itu saja dapat diyakini rekan bisnis akan semakin mempererat hubungan bisnis dengan kita, tentu saja hal tersebut akan menguntungkan kedua belah pihak. Berbeda kalau misalnya kita tidak pandai menggunakan Bahasa Indonesia yang baik ketika melakukan komunikasi bisnis dengan relasi, hal tersebut akan membuat bisnis kita terganggu, yang akhirnya bisa merugikan perusahaan. Intinya adalah gunakanlah bahasa dengan baik, dengan beretika, karena bahasa merupakan cermin moral dan etika. (Eyang Ageng Sastranegara)

Sumber :

http://etikaprofesidanprotokoler.blogspot.com/2008/03/pengertianetika.html

http://operabiru.wordpress.com/2010/09/28/bahasa-dan-sastra-sebagai-cermin-moral-dan-etika/

Nama : Yudi Prasetya

Npm : 17109283

Kelas : 5KA22

Jurusan : Sistem Informasi

Bahasa Indonesia Dan Peranannya Dalam Pengembangan IPTEK

Sejak kecil, kita sudah mempelajari bahasa secara sendiri, tanpa ada yang mengajari. Kita bisa belajar sedikit demi sedikit. Bahasa yang dituliskan ataupun yang dilafalkan pasti memiliki makna. Melalui bahasa kita dapat menuangkan ide atau gagasan yang kita pikirkan. Bahasa merupakan dasar segala kegiatan yang kita lakukan.

Menurut sumber dari Wilkipedia, bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.

Dalam Pengembangan IPTEK bahasa Indonesia juga memiliki peranan yang cukup penting, salah satu yang paling menonjol adalah pengembangan IPTEK di bidang pendidikan, Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Hanya saja untuk kepraktisan, beberapa lembaga pendidikan rendah yang anak didiknya hanya menguasai bahasa ibunya (bahasa daerah) menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah anak didik yang bersangkutan. Hal ini dilakukan sampai kelas tiga Sekolah Dasar. Untuk memperlancar hal tesebut maka, materi pelajaran yang berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau menyusunnya sendiri. Apabila hal ini dilakukan, sangatlah membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (IPTEK). Mungkin pada saat mendatang bahasa Indonesia berkembang sebagai bahasa IPTEK yang sejajar dengan bahasa Inggris.

Salah satu contoh bidang pendidikan di Universitas Gunadarma, mahasiswa dituntut untuk mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dalam komunikasi dan sosialisasi serta mampu membuat tugas-tugas perkuliahan dan penulisan karya ilmiah. Dalam tugas-tugas perkuliahan dan penulisan karya ilmiah biasanya dibuat dengan menggunakan Teknologi Informasi, seperti komputer dan internet. Sedikit contoh dalam penulisan ini yang ada untuk bahasa Indonesia dan peranannya dalam pengembangan IPTEK.(Eyang Ageng Sastranegara).

Sumber : http://www.kaskus.us/blog.php?bt=84815

Nama : Yudi Prasetya

Npm : 17109283

Kelas : 5KA22

Jurusan : Sistem Informasi

Dosen : Drs. Sugito Martodiwiryo

Penerapan IT Dalam Kehidupan Sehari - Hari

Tanpa kita sadari perkembangan Teknologi Informasi belakangan ini semakin cepat dan berkembang, Di negara Indonesia, pemanfaatan Teknologi Informasi cenderung meningkat dalam berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, bisnis, industri, perbankan, pendidikan, kesehatan, penerbangan, kriminalitas sampai dengan dunia hiburan.

Seperti penerapan Teknologi Informasi di bidang ilmu pengetahuan digunakan oleh para ahli kimia untuk membuat model-model molekul dan melihat reaksi kimia melalui simulasi dalam pencampuran masing-masing molekul.

Dalam dunia bisnis Teknologi Informasi dimanfaatkan untuk menyediakan informasi dengan cepat dan tepat, informasi ini sangat berguna baik dalam pengambilan keputusan maupun komunikasi dalam suatu bisnis. Dan untuk perdagangan secara elektronik atau dikenal sebagai E-Commerce. E-Commerce adalah perdagangan menggunakan jaringan komunikasi internet.

Kegunaan komputer di bidang industri sekarang ini telah meluas digunakan karena memungkinkan proses produksi di dalam industri lebih efisien dan lebih efektif. Dalam proses produksi komputer dapat digunakan untuk pengawasan numeric atau pengawasan proses (control proces). Pengawasan numeric (numeric control) berarti pengawasan secara otomatis terhadap posisi dan operasi mesin-mesin yang digunakan.

Dalam dunia perbankan Teknologi Informasi adalah diterapkannya transaksi perbankan lewat internet atau dikenal dengan Internet Banking. Beberapa transaksi yang dapat dilakukan melalui Internet Banking antara lain transfer uang, pengecekan saldo, pemindahbukuan, pembayaran tagihan, dan informasi rekening.

Dibidang kesehatan Teknologi Informasi digunakan pada sistem berbasis kartu cerdas (smart card) yang digunakan juru medis untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit karena dalam kartu tersebut para juru medis dapat mengetahui riwayat penyakit pasien. Digunakannya juga robot untuk membantu proses operasi pembedahan serta penggunaan komputer hasil pencitraan tiga dimensi untuk menunjukkan letak tumor dalam tubuh pasien.

Dibidang penerbangan Teknologi Informasi digunakan untuk mengatur jadwal penerbangan dan mengatur sistem pemesanan tiket. Dengan bantuan komputer, pelayanan dan pengaturan jadwal penerbangan akan lebih cepat dan tepat.

Dibidang kriminalitas Teknologi Informasi digunakan untuk menghasilkan statistic kriminalitas di suatu daerah sehingga dapat membantu pengaturan patroli yang diperlukan.

Penggunaan Teknologi Informasi di dunia hiburan memudahkan dalam penyajian informasi. Dalam dunia pertelivisian dan perfilman, komputer digunakan dalam pembuatan film-film yang memerlukan animasi khusus, misalnya film kartun maupun yang memerlukan efek-efek khusus.

Penerapan Teknologi Informasi didalam kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas suatu pekerjaan, dan membuat masalah yang terjadi selama ini dapat dikerjakan dengan mudah dan cepat dengan hasil yang baik.(Eyang Ageng Sastranegara)


Sumber :

http://www.scribd.com/doc/8479049/Penggolongan-Dan-Penerapan-Komputeran.

http://mrstefz94.wordpress.com/2009/05/23/manfaat-teknologi-informasi-dan-komunikasi-dalam-kehidupan-sehari-hari/

http://purpl3.wordpress.com/


Nama : Yudi Prasetya

Npm : 17109283

Kelas : 5KA22

Jurusan : Sistem Informasi

Profil Diri

Namaku Yudi Prasetya, aku anak pertama dari tiga bersaudara. Aku lahir di Jakarta, 20 Agustus 1988, namaku diambil dari nama belakang kedua orangtuaku, tak terasa umurku saat ini sudah 22 tahun dan sebentar lagi akan selesai dalam kuliah, setelah lulus dari Sekolah Menegah Atas aku mengambil jurusan D3 Manajement Informatika di Universitas Gunadarma pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2009 kemudian aku meneruskan kuliah di Universitas Gunadarma dengan jurusan S1 Sistem Informasi hingga sekarang.

Kedua adikku semua adalah perempuan, adikku yang pertama bernama Ratih Nur Susiwi, dia terdaftar sebagai mahasiswi di Politekkes Kemenkes Jurusan Analisa Farmasi dan Makanan, dia adalah adik yang pintar dan juga adik yang mempunyai sifat emosional tinggi, saya sedikit takut kepadanya karena jika dia berbicara, dia berbicara dengan nada yang tinggi dan dengan sedikit membentak. Karena rumah kami dengan kampus dia letaknya jauh maka dia memutuskan untuk mengambil kamar kost di sana, dia pulang dua minggu sekali untuk berlibur dan kadang untuk meminta biaya kuliah kepada orangtua. Adikku yang kedua bernama Manda Tri Jayanti dia duduk di bangku Sekolah Menegah Atas, dia adik yang sangat baik dan penurut, saya selalu meminta tolong kepadanya. Di rumah kami dia bertugas untuk membeli kebutuhan hidup seperti lauk pauk dan sebagainya, sedangkan saya bertugas membersihkan rumah. Karena kedua orangtua kami bekerja, kamilah yang harus mengurus itu semua.

Ayahku bernama Sumadi, ayahku bekerja sebagai seorang tentara di TNI - AL dengan pangkat PELDA, meskipun ayahku seorang tentara dia adalah ayah yang baik dan penyayang, tidak kasar dan juga tidak emosional, aku selalu bingung jika ditanya kenapa tidak menjadi seorang tentara saja seperti ayahmu, aku hanya menjawab tidak diijinkan oleh ayahku untuk menjadi seorang tentara. Sebenarnya aku punya alasan sendiri kenapa aku tidak mau menjadi seorang tentara, aku melihat ayahku menjadi seorang tentara hanya mendapatkan kehormatan dan kebanggaan saja, tetapi gaji yang didapat ayahku menjadi seorang tentara sangatlah kecil hanya pas untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluargaku saja, tidak cukup untuk membiayai kuliah dan sekolah adik-adikku, itulah sebabnya aku tidak ingin menjadi seorang tentara. Untungnya ibukku juga bekerja, ibuku bernama Endang Rahayu dia bekerja sebagai karyawan swasta di PT. YAMAHA MOTOR INDONESIA, ibuku lah yang membiayai kuliah dan sekolah adik-adikku, dan allhamdullilah hingga sekarang aku dan adik-adikku masih bisa melanjutkan kuliah dan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, ibuku sangat penyayang kepada anak-anaknya dia adalah figure ibu yang baik dan perhatian.

Di keluarga kami pendidikan adalah sesuatu hal yang sangat penting, orangtua kami selalu bilang kepada anak-anaknya, ayah dan ibu hanya bisa memberi kamu pendidikan saja, tidak bisa memberi yang lain, kami di beri kebebasan untuk memilih sekolah apa yang di minati anak-anaknya. Cita-citaku sangat sederhana yaitu hanya ingin bisa sekolah setinggi-tingginya karena sejarahlah yang selalu mencatat hanya orang-orang yang berpindidikan sajalah yang bisa membangun Negara ini menjadi maju. Aku bisa dibilang seorang yang kurang bergaul, karena setiap kali aku berkumpul dengan teman-temanku aku tidak kuat dengan asep rokok yang mereka isap, karena hampir semua teman-temanku adalah perokok aktif sedangkan aku sendiri adalah perokok pasif. Aku tidak merokok dikarenakan aku mempunyai penyakit yang sudah ada dari waktu aku kecil. Sewaktu kecil aku terkena penyakit paru-paru basah dan harus keluar-masuk rumah sakit terus dan syukurlah sekarang penyakit yang aku derita sewaktu kecil sudah membaik.

Aku juga bisa dibilang seorang yang unik dikalangan remaja sekarang, hampir semua remaja sekarang sudah pernah berpacaran sedangkan aku sendiri belum pernah berpacaran sampai saat ini. Aku selalu berfikir apa untungnya berpacaran yang sampai saat ini belum aku temukan jawabannya. Aku lebih melihat untung rugi yang didapat, aku selalu berfikir dari pada uang yang aku punya habis hanya untuk berpacaran lebih baik aku belikan saja buku bacaan yang aku suka. Karena salah satu hobiku adalah membaca, aku menyukai buku tentang Teknologi Informasi. Itu sebabnya aku mengambil jurusan yang berhubungan dengan Teknologi Informasi. Orang-orang juga selalu bilang jika kita bisa menggunakan Komputer dengan baik dan bisa berbahasa inggris maka akan lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan. Sampai di sini dulu profil singkat dari aku. Semoga apa yang aku tulis dapat menjadi inspirasi buat kita semua. (Eyang Ageng Sastranegara)

Nama : Yudi Prasetya

Npm : 17109283

Kelas : 5KA22

Jurusan : Sistem Informasi

Dosen : Drs. Sugito Martodiwiryo

Perkembangan Sistem Informasi Di Indonesia

Dalam dunia yang kompetitif sekarang ini, salah satu dari sumber daya yang paling berharga adalah sistem informasi yang terancang dengan baik dan berorientasi pada pemakai. Sistem informasi seperti ini dapat meningkatkan produktifitas dengan mengotomasisasi tugas-tugas yang padat tenaga kerja, menghapus proses tanpa pertambahan nilai, dan mengkoordinasi aktifitas-aktifitas yang berlainan. Sistem informasi memiliki potensi untuk meningkatkan diferensiasi produk dan jasa dengan memberikan akses yang lebih mudah ke produk dan jasa kepada pelanggan, kualitas yang lebih baik dan respons yang lebih cepat, lebih banyak pelacakan dan informasi status, dan jajaran produk dan jasa yang lebih luas. Secara strategis sistem informasi dapat membantu para manajer menghadapi persaingan, melakukan inovasi, mengurangi konflik, dan beradaptasi dengan perubahan yang pesat sekali di dalam pasar.

Definisi sistem informasi

Sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi (Alter. 1992)

Sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data kedalam bentuk informasi yang berguna (Bodnar dan Hopwood. 1993)

Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikempokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai (Hall.2001)

Alasan pentingnya manajemen informasi menggunakan sistem informasi (mcleod, 1999)

Kegiatan bisnis menjadi semakin rumit

- pengaruh ekonomi internasional dan persaingan dunia

- perkembangan teknologi

- batas waktu yang semakin singkat

- kendala sosial

Komputer telah mencapai kemampuan yang semakin baik

4 peranan penting sistem informasi dalam organisasi (Alter, 1992)

- berpatisipasi dalam pelaksanaan tugas-tugas (otomasi)

- mengaitkan perencanaan, pengerjaan dan pengendalian dalam sebuah subsistem

- mengkoordinasikan subsistem-subsistem

- mengintegrasikan subsistem-subsistem

Di negara Indonesia, pemanfaatan teknologi informasi khususnya pengelolaan informasi dan transaksi elektronik saat ini memiliki peranan penting dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan, perdagangan, dan perekonomian nasional. Pemanfaatan Teknologi Informasi cenderung meningkat dalam berbagai bidang seperti: perbankan/e-banking, pelelangan elektronik, transaksi B2B, B2C, dan sebagainya. Sangat disayangkan, berbagai aktifitas yang dilakukan secara elektronik ini belum sepenuhnya dilindungi oleh UU sebagai landasan hukum.

Sebagai salah satu entitas bangsa yang ada di dunia, proses globalisasi telah menempatkan Indonesia sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia yang berkembang sangat cepat. Untuk itu diperlukan pengaturan tentang pengelolaan informasi dan transaksi elektronik yang juga memperhatikan perkembangan global yang sedang terjadi, sehingga Indonesia dapat mengambil manfaat & peran yang signifikan di dalamnya.

Jika kita lihat, berbagai peraturan perundangan di Indonesia telah berupaya untuk melakukan pengaturan dalam hal pemanfaatan teknologi informasi, hal ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia selaku penyelenggara negara telah memiliki sensitifitas dalam hal pengaturan penggunaan teknologi informasi. Contoh nyata dari kepedulian pemerintah tersebut dapat kita lihat pada beberapa perangkat perundangan antara lain pada GBHN 1994-2004 dan dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas)

Dalam arahan Garis-garis Besar Haluan Negara 1999 – 2004 pada Bab IV tentang Arah Kebijakan, sebagaimana tertulis :

  1. Meningkatkan pemanfaatan peran komunikasi melalui media massa modern dan media massa tradisional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa; memperkukuh persatuan dan kesatuan; membentuk kepribadian bangsa serta mengupayakan kemanan hak pengguna sarana dan prasarana informasi dan komunikasi.
  2. Meningkatkan kualitas komunikasi di berbagai bidang melalui penguasaan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi guna memperkuat daya saing bangsa dalam menghadapi tantangan global.
  3. Meningkatkan peran pers yang bebas sejalan dengan peningkatan kualitas dan kesejahteraan insan pers agar profesional, berintegritas, dan menjunjung tinggi etika pers, supremasi hukum, serta hak asasi manusia.
  4. Membangun jaringan informasi dan komunikasi antara pusat dan daerah serta antar daerah secara timbal balik dalam rangka mendukung pembangunan nasional serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
  5. Memperkuat kelembagaan, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana penerangan khususnya di luar negeri dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional di forum internasional.

Mudah-mudahan langkah dan kebijaksanaan yang dikembangkan Indonesia dapat mengantarkan Indonesia ke tahap dimana Indonesia merupakan salah satu bagian penting dari masyarakat informasi global. Kemajuan-kemajuan yang diciptakan memang akan meningkatkan efisiensi ekonomi dan pemerintahan, menghilangkan isolasi, mengantarkan Indonesia ke panggung dunia dan mampu bersaing secara global.