Rangkuman Buku Komposisi Karangan Gorys Keraf, Bab Reproduksi Naskah

REPRODUKSI

A. RINGKASAN DAN IKHTISARI

  1. Pengertian Ringkasan dan Ikhtisar

Ringkasan (Precis) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Karena suatu ringkasan bertolak dari penyajian suatu karya asli secara singkat, maka ia merupakan suatu ketrampilan untuk mengadakan reproduksi dari hasil-hasil karya yang sudah ada. Kata prĂ©cis yang dipakai untuk pengertian ini sebenarnya berarti ‘memotong’ atau ‘memangkas’. Sebab itu membuat ringkasan atas sebuah karangan yang panjang, dapat diumpamakan sebagai memangkas sebatang pohon sehingga tinggi batang, cabang-cabang dari ranting-ranting yang terpenting beserta daun-daun yang diperlukan, sehingga tampak bahwa esensi pohon masih dipertahankan.

Ringkasan hendaknya dibedakan pula dari istilah lain yang pengertiannya tumpang-tindih yaitu ikhtisar, yang juga merupakan suatu bentuk penyajian yang singkatdari suatu karangan asli. Walaupun dalam kenyataannya kedua istilah itu sering dicampur-adukkan, namun secara teknis lebih baik kalau kedua istilah itu dibedakan maknanya. Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli tetapi dengan tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandangan pengarang asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proporsional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat itu. Ikhtisar sebaiknya tidak perlu mempertahankan urutan karangan asli, tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan itu secara proporsional.

  1. Tujuan Membuat Ringkasan

Latihan membuat ringkasan atas sebuah artikel atau sebuah karya adalah suatu cara yang sangat berguna untuk mengembangkan ekspresi serta penghematan kata. Suatu ringkasan yang cermat dan teliti tidak akan diperoleh tanpa mempelajari dengan cermat serta memahami apa yang dibaca atau didengar.

Dengan membuat ringkasan kita sebenarnya mempelajari bagaimana seorang penulis yang baik menyusun karangan-karangannya, bagaimana ia menyampaikan gagasan-gagasannya dalam bahasa dan susunan yang baik, bagaimana ia dapat memecahkan suatu masalah, dan sebagainya.

Karena tujuan ringkasan adalah memahami dan mengetahui isi sebuah buku atau karangan, maka latihan-latihan untuk maksud tersebut akan membimbing dan menuntun seseorang agar dapat membaca karangan asli dengan cermat, dan bagaimana harus menulisnya kembali dengan tepat.

  1. Cara Membuat Ringkasan

Beberapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan teratur, adalah sebagai berikut :

(1) Membaca naskah asli : penulis ringkasan harus membaca naskah asli seluruhnya beberapa kali untuk mengetahui kesan umum dan maksud pengarang, serta sudut pandangannya.

(2) Mencatat Gagasan Utama : semua gagasan utama atau gagasan yang penting dicatat atau digaris-bawahi.

(3) Membuat reproduksi : sebagai langkah ketiga penulis ringkasan menyusun kembali suatu karangan singkat (ringkasan) berdasarkan gagasan-gagasan utama sebaimana yang dicatat dalam langkah kedua diatas.

(4) Ketentuan Tambahan : disamping ketiga langkah diatas masih ada beberapa ketentuan tambahan yang perlu diperhatikan pada waktu menyusun ringkasan (langkah ketiga).

3.1 Membaca Naskah Asli

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh penulis ringkasan adalah membaca naskah asli satu atau dua kali, kalau perlu diulang hingga beberapa kali, untuk mengetahui kesan umum tentang karangan itu secara menyeluruh.

Untuk membantu penulis mencapai hal tersebut, maka judul dan daftar isi karangan itu dapat dijadikan pegangan.

3.2 Mencatat Gagasan Utama

Tindakan atau langkah yang harus dikerjakan adalah membaca kembali karangan itu bagian demi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat semua gagasan yang penting dalam bagian atau alinea itu. Tujuan terpenting dari pencatatan ini adalah agar tanpa ikatan teks asli, penulis mulai menulis kembali untuk menyusun sebuah ringkasan dengan mempergunakan pokok-pokok yang telah dicatat itu.

3.3 Mengadakan Reproduksi

Yang harus diperhatikan adalah bahwa dengan catatan tadi, ia harus menyusun kalimat-kalimat baru, merangkaikan semua gagasan tadi kedalam suatu wacana yang jelas dan dapat diterima akal sehat, sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya.

3.4 Ketentuan Tambahan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang baik.

  1. Sebaiknya dalam menyusun ringkasan dipergunakan kalimat tunggal daripada kalimat majemuk.
  2. Bila mungkin ringkaslah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata. Begitu pula rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu gagasan sentral saja.
  3. Jumlah alinea tergantung dari besarnya ringkasan dan jumlah topic utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan.
  4. Bila mungkin semua kaeterangan atau fakta sifat dibuang; kadang-kadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan, atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah.
  5. Pertahankan susunan gagasan asli, serta ringkaslah gagasan-gagasan itu dalam urutan seperti urutan naskah asli.
  6. Untuk membedakan ringkasan atas sebuah tulisan biasa (bahasa tak langsung) dan sebuah pidato atau ceramah (bahasa langsung) yang mempergunakan sudut pandang Orang Pertama Tunggal atau jamak, maka ringkasan pidato atau ceramah itu harus ditulis dengan sudut pandangan Orang Ketiga.
  7. Biasanya untuk suatu ringkasan ditentukan pula panjang ringkasan finalnya. Dengan demikian meringkaskan suatu karangan menjadi 100 kata, padahal yang diminta adalah 200 kata, bukan merupakan suatu keahlian. Dengan membuat ringkasan yang 100 kata berarti ada separuh dari gagasan yang seharusnya dimasukkan, dihilangkan begitu saja. Sebab itu penulis ringkasan harus melakukan seperti apa yang diminta.

  1. RESENSI

  1. Pengertian Resensi

Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.

  1. Dasar Resensi

Untuk memberi pertimbangan atau penilaian secara objektif atas sebuah hasil karya atau buku, penulis harus memperhatikan dua factor, yaitu : pertama, penulis resensi harus memahami sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya, dan kedua ia harus menyadari sepenuhnya apa maksud membuat resensi itu. Tujuan pengarang buku yang dibuat resensinya itu dapat diketahui dari kata pengantar atau bagian pendahuluan buku itu.

  1. Sasaran-sasaran Resensi

Untuk membuat suatu resensi yang baik, penulis harus menetapkan sasaran-sasaran yang harus dicapai. Pokok-pokok yang dapat dijadikan sasaran penilaian sebuah buku atau karya adalah :

  1. Latar Belakang

Deskripsi mengenai buku itu bukan hanya menyangkut isinya, tetapi juga dapat menyangkut badan mana yang telah menerbitkan buku itu, kapan dan dimana diterbitkan, berapa tebalnya (jumlah bab dan halaman) dan kalau perlu formatnya. Penulis resensi dapat pula memperkenalkan ppengarangnya: namanya, ketenarannya yang diperolehnya, buku atau karya mana yang telah ditulisnya, atau mengapa ia sampai menulis buku itu.

Pendeknya semua hal yang menyangkut latar belakang buku itu yang kiranya perlu diketahui pembaca. Dengan demikian sebelum masuk ke dalam teknis penilaian, para pembaca sudah mengetahui serba sedikit mengenai buku itu.

  1. Macam atau Jenis Buku

Pembaca-pembaca tidak selalu mempunyai selera yang sama. Ada yang senang dengan cerita komik, ada yang senang dengan cerita detktif, ada pula yang lebih senang dengan roman-roman, bibliografi dan sebagainya.

Betapapun terdapat perbedaan-perbedaan antara pembagian macam pembaca sebagai diketengahkan diatas, namun masih terdapat suatu persamaan umum pada mereka yaitu : mereka semua ingin mengetahui sesuatu bila ada sebuah buku baru diterbitkan.

  1. Keunggulan Buku

Faktor kedua yang dipergunakan untuk memberi evaluasi adalah mengemukakan segi-segi yang menarik dari buku tersebut.

Mengenai keunggulan buku, penulis resensi pertama-tama mempersoalkan organisasinya. Untuk menilai dari dekat sebuah buku, penulis resensi mempersoalkan bagaimana isinya. Seorang pengarang misalnya sangat cermat dalam memberikan detail-detailnya, sedangkan pengarang-pengarang yang lain tampaknya agak semberono dalam detail-detail, tetapi lebih cermat dalam memberikan sugesti-sugesti dan kesimpulan.

Hal yang ketiga dari masalah keunggulan buku adalah masalah bahasa. Perbedaannya terletak dalam : bahasa untuk karya ilmiah harus bersifat denotative, hanya boleh menimbulkan satu penafsiran, sedangkan bahasa sastra memungkinkan orang untuk mengembangkan imaginasinya, bahasanya harus bersifat konotatif. Bahasa yang baik dinilai dari struktur kalimatnya, hubungan antar kalimat, serta pilihan kata yang dipergunakan. Semuanya akan menciptakan pula gaya bahasa yang dipakai.

Hal yang terakhir yang dapat dikemukakan oleh penulis resensi dalam memberikan penilaiannya adalah mengenai masalah teknik. Sebuah buku yang baik harus pula ditampilkan dalam wajah yang baik. Yang dimaksud dengan wajah yang baik di sini adalah segala sesuatu yang menyangkut perwajahannya (layout), kebersihan, dan lebih lagi pencetakannya.

  1. Nilai Buku

Mengeritik berarti memberi pertimbangan, menilai dan menunjukkan kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan buku itu secara penuh tanggung-jawab. Tugas pokok penulis resensi adalah memberi sugesti kepada para pembaca apakah sebuah buku patut dibaca atau tidak.

Nilai sebuah buku baru akan lebih jelas bila dibandingkan dengan karya-karya lainnya, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri, maupun yang ditulis oleh pengarang-pengarang lainnya.(Eyang Ageng Sastranegara)

Nama : Yudi Prasetya

Npm :17109283

Kelas : 5KA22

Jurusan : Sistem Informasi

0 Response to "Rangkuman Buku Komposisi Karangan Gorys Keraf, Bab Reproduksi Naskah"

Posting Komentar